Wednesday, February 3, 2010

Bercumbu di lokomotif

Bercumbu di lokomotif
Nama saya Adul Roman, kerja di Perusahaan Umum Kereta Api sebagai Pembantu masinis (Stoker). Kerjaku ringan hanya membantu masinis melihat dan mengawasi sinyal selama kereta dalam perjalanan. Awal kisah saya dan teman saya Yanto (masinis) membawa kereta api Argo Bromo dengan nomer chasis Locomotif CC 20322. Lokomotif Dari Stasiun Jatinegara menuju stasiun Manggarai karena gerbongnya ada di manggarai. Setelah di gandeng di Manggarai kereta berjalan menuju stasiun Gambir untuk melayani penumpang di Gambir.



Setibanya di gambir lokomotifnya di langsir sehingga sekarang lokomotif berada di selatan, yang sebelumnya berada di utara. Setelah itu saya melapor ke kepala stasiun untuk memberi tahu bahwa kereta siap untuk berangkat. Setelah itu saya menuju lokomotif kembali. Dalam perjalannan menuju lokomotif saya melihat cewek, wah body dan mukanya oke juga. Saya sapa dia "Mbak mau ke mana, kok seperti orang bingung...?", Lalu dia membalas sapaanku, "Mau ke Surabaya nggak punya karcis". Melihat kesempatan ini saya langsung kontan mengajak dia naik di kabin lokomotif. Saya dan cewek itu berjalan menuju lokomotif. Karena tangga naik ke lokomotif tinggi, saya bantu cewek itu untuk naik ke loko, saya dorong pantatnya. Setelah itu cewek tsb dan saya sudah berada dalam lokomotif.
Temanku Yanto (masinis) menegurku, "Siapa tuh cewek,...?".
Saya jawab "biasa Penumpang nggak punya karcis".
Lalu saya nanya ke cewek itu " Nama kamu siapa, kok nggak beli karcis...?".
Dia menjawab namanya Lulu tujuannya Surabaya dan dia tidak punya uang untuk beli karcis kereta api.

di dalam lokomotif hanya ada dua tempat duduk satu untuk Masinis di sebelah kanan dan satu lagi untuk asisten masinis di sebelah kiri. Antara bangku masinis dan bangku asitennya dibatasi oleh panel kemudi yang tingginya kurang lebih satu meter, sehingga antara keduanya hanya kelihatan kepalanya saja. Lulu itu duduk di pangkuanku karena tempat duduk dalam lokomotif agak besar kurang lebih diameternya 50 cm. Sinyal berwarna hijau sebagai tanda Kereta siap berangkat, ketika kepala stasiun membunyikan sempritan (semboyan 40 dalam dunia perkereta apian) sebagai tanda kereta aman untuk jalan lalu saya bunyikan klakson lokomotif sebagai acknowledgement atau pengakuan bahwa perintah di terima. " Kwooeengg...", masinis Yanto mulai memutar handle tenaga sehingga terdengar suara mesin Diesel Lokomotif berderu-deru. Kereta mulai berjalan.

Di dalam lokomotif jantungku berdebar debar dan kemaluanku tegang karena pantat cewek itu menempel ke celanaku.
Saya ngomong ke cewek itu, "kamu ke Surabaya tempat siapa...?
"Teman", jawabnya.
Lalu saya ngomong lagi",temannya cewek atau cowok".
"Cowok", jawabnya.
Goncangan kereta membuat pantat Lulu menggesek-gesek penisku. Membuat batang penisku semakin mengeras. Karena dalam lokomotif gelap saya cium saja lehernya, waah... Nih cewek diam saja padahal dia tahu kalau penisku sudah tegang berat.. Dan nempel di Celananya. Kemudian Lulu berkata jangan Mas Adul nanti ketahuan Masinis teman Mas Adul kan Lulu malu, saya jawab tenang saja nggak bakal dia tahu. Saya cium leher dan pipinya sambil tangan kiriku meraba-raba payudaranya dan tangan kananku memegang klakson locomotif. Klakson ada dua sebelah kanan untuk masinis dan klakson sebelah kiri untuk Asisten masinis. Setiap kali Lulu mendesah kenikmatan, saya bunyikan klakson atau lonceng lokomotif agar tidak terdengar oleh masinis.

Jam yang terpampang pada panel kemudi menunjukkan pukul 22:00. Saya tetap mencium pipi dan lehernya tangan kiriku masih bermain di payudaranya. Saya merasakan payudaranya semakin keras. Lalu tangan kananku meraba-raba payudara sebelah kanan dan tangan kiriku meraba pahanya yang masih terbungkus celana jean. Saya pijat-pijat dengkulnya sambil badanku merapat ke tubuhnya sehingga menekan buah dadanya. Tangan kiriku mulai meraba-raba selangkangannya yang masih menggunakan jeans dan kadang jari-jari tanganku menusuk-nusuk sedikit.

Tanpa sadar, saya sejak tadi tangan Lulu meraba-raba batang kemaluanku. Saya waktu itu memakai celana biru, di bukanya retsleting celanaku dan tangannya meraba-raba penisku yang masih terbungkus CD. Aduh nikmatnya saya berkata dalam hati. Saya tidak mau kalah, saya buka retsleting jeansnya dan tanganku masuk ke dalam jeansnya, tidak tahunya nih cewek tidak memakai Celana Dalam. Tanganku bisa meraba liang kewanitaannya. Sambil meraba-raba saya dan Lulu berciuman. Bibirnya yang indah saya lumat-lumat. Lulu makin lama makin keras dan cepat mengocok-ngocok batang kemaluanku dan tangan kiriku memainkan liang kewanitaannya. Saya gosok clitorisnya dan ini membuatnya semakin basah. Lulu menggelinjang-gelinjang kenikmatan. Itu semua saya lakukan terus sampai daerah Pekalongan. Setelah tiba di stasiun pekalongan saya dan Yanto turun dari lokomotif karena di gantikan oleh masinis dan asisten masinis dari Surabaya. Lulu tidak mau duduk di pangkuan Asistem masinis dari Surabaya, dia memilih duduk di bawah dengan menggelar koran. Sebelum kereta berjalan meninggalkan pekalongan Lulu memberi kartu nama yang berisi alamat dan no telp.
Setelah itu Lulu sering naik kereta api di lokomotif dia selalu menelponku kapan saya dinas membawa KA Argo Bromo

1 comment:

KOmmand yu...!!!