Wednesday, January 27, 2010

PERMAINAN TRUTH OR DARE

ahhh..usia 17 tahun......usia saat kita sedang mulai menikmati awal sebuah kedewasaan , dan berbagai pengalaman tentangnya.

cerita ini berawal dari sebuah party teman gue di sebuah hang out place di bandung , sweet sventeen party.
ga usah dan ga bisa diceritain bagaimana fun dan asyiknya party ini, dance yg hotz and keren , minumannya , gamenya yg seru.
dan yang terpenting buat gue adalah ceweknya yang cantik sexy and evrything pokoknya......


gue punya tiga teman baik yg juga tadi datang sama sama ke pesta ini , gino , poppy , dan nina.
kita semua berkawan sejak sma kls satu , tai cuma sebatas teman dekat , tak ada yg kemudian pacaran diantara kita , we enjoy our friendship ( begitulah kira kira......)..dan enjoy disini mungkin sebaiknya ditulis sebagai "enjoy" ..hehehehehhehe
poppy dan nina bisa dibilang adalah super sexy girl ( klo ga berlebihan ) , poppy pernah menjadi finalis sebuah pemilhan covergirl majalah remaja dan nina pernah masuk jajaran newcomer model sebuah majalah pria terkenal.
bisa dipastikan jika kedua gadis cantik ini sering jadi object fantasy para pria yg melihatnya , bahkan termasuk gua yg bisa dibilang cukup dekat dengan mereka ( atau mungkin lebih tepatnya cukup "dekat" )


poppy terlihat cantik dengan rambut hitam panjangnya dan buah dada yg tak terlalu besar juga tak terlalu kecil ( nanggung tapi nafsuin ), dan malam ini dia terlihat sangat hotz dengan kaos putih ketat dan rok jeans yg lumayan mini . dan baru beberapa lama kemudian gue sadar klo dia ga pakai bra karena putingnya terlihat mencetak di kaos ketatnya.

nina tak kalah cantiknya , dengan buah dada yg lebih besar dari poppy , namun tetap prporsional. rambutnya juga panjang namun agak berombak dibanding poppy yg lurus, dan yg bikin gue kagum , nina bukan saja punya wjah cantik dan body aduhai , tapi juga otaknya yg cerdas , dia termasuk jajaran siswa paling pintar di sma....feww..siapa bilang org pintar harus jelek dengan kacamata setebal botol.
malam ini dia memakai swetar merah dengan V-neck ( yg menunjukan belahan dadanya dengan indah ..bikin penasaran )
dengan blue jeans warna pudar

malam itu kita semua benar benar menikmati pesta yg sangat asyik ini , kita sempat minum beberapa gelas dan berusaha untuk tidak sampai mabuk .
sayangnya teman gue gino terlalu kebanyakan minum , dia sudah kelihatan kepayahan banget .
khawatir dengan keadaan gino akhirnya kita semua memutuskan untuk pulang lebih awal, dan dengan mobil gue , kita bermaksud untuk mengantar gino terlebih dahulu yang rumahnya lebih dekat.
untungnya gino masih bisa berjalan ke dalam rumah meski mabuk , setelah memastikan gino baik baik saja , kita kemudian kembali bergerak dan awalnya kita akan mengantar poppy terlebih dahulu.

gue , poppy dan nina tidak terlalu mabuk , namun pengaruh ahkohol cukup terasa dan mempengaruhi pikiran kita bertiga , awalnya kita hanya ngobrol biasa saja , lalu berlanjut semakin nakal dan nakal saja.
diawali dengan ngobrol soal mantan kita masing2 , lalu berlanjut ke ngapaian aja dengan pacar kita , and terakhir bicara tentang the best sex experience ever......( malam dingin and semakin panas aja ...hehehehehe)


rumah poppy ternyata kosong , keluarga mereka sedang berlibur di puncak . otak mesum ku mulai bekerja kira kira bisa dimanfaatkan tidak ya situasi ini.....ternyata gue ga perlu berpikir keras , poppy dan nina mengajak ku masuk dan menantangku bermain sebuah permainan favorit kita semua...yap its truth or dare.......!!!!

bagi yg belum tahu , truth or dare adalah sebuah permainan tantangan , kita harus memilih antara truth atau dare ...jika kita memilih truth maka kita harus menjawab pertanyaan apapun , dan sepersonal apapun yg dajukan dengn jujur , dan jika dare , maka kita harus melakukan sesuatu yg diperintahkan...apapun itu!!!

ini bukan pertama kalinya gue bermain truth or dare bersama mereka , dan gue selalu antusias karena mereka selalu mempunyai dare yg gila gilaan dan memanjakan fantasy banget....welll......its gonna be fu*king great game....hehehehehe


Permainan dimulai , dan awalnya masih biasa biasa saja. secara bergiliran , gue , poppy dan vina saling beertanya pertanyaan pribadi ( truth ) .
lalu permainan mulai meningkat ke dare , dan dare pertama ini masih belum terlalu istimewa ...masih kecil kecilan.
dare pertama gue adalah french kiss dgn nina selama lima detik , dan dare pertama poppy adlah berciuman dengan nina , dan just the beginning , saling berciuman.
dan dare mulai memanas saat bagian nina , dare buat nina adalah berciuman dengan poppy . kali ini nina melakukannya dengan begitu erotis , ia memjamkan mata lalu mencium bibir poppy dengan panasnya , lidah mereka saling berpagut dan tangan nina mulai meremas buah dada poppy , sebenarnya mereka hanya harus berciuman skitar lima detik , namun mereka berciuman sangat lama , dan gue ga berniat mengingatkan mereka ( iya lah...gila apa.....asyik kayak gini juga...).
entah berapa menit mereka berciuman dan saling meremas buah dada ,sampai akhirnya melepaskan diri dan memulai permainan kembali.

giliran poppy sekarang , "truth or dare ...?" kita bertanya nyaris berbarengan.
poppy kelihatan berpikir sejenak , sampai ia memutuskan untuk dare.
gue dan poppy sedikit berunding sejenak , kira kira dare apa yg cocok buat poppy........setelah beberapa saat gue muncul ide

"pop...loe harus mandi di shower , dan disaksikan oleh kita berdua...." nina setuju dan poppy pun langsung setuju

dengan senyum menggoda , poppy mengajak gue dan nina ke kamar mandinya , di kamar mandi poppy menyalakan shower , merasakan airnya sejenak , lalu melangkah ke bawah shower tanpa melepas pakaiannya dulu.
gue tadinya mo protes karena bukan kayak gini yg ada di pikiran gue , namun saat air shower membasahi kaos putihnya dan membuatnya transparan , buah dadanya yg tak tertutup bra membuat gue langsung terdiam. malahan dia kelihatan lebih sexy seperti itu.

rambut hitam poppy yg basah membuat dia semakin kelihatan hot , butiran2 air di rambutnya jatuh mengalir di bahunya .
poppy menyapu rambutnya dengan jari bagai sebuah iklan shampoo , bajunya kian basah , ia sengaja menggoda dengan memejamkan mata dan merintih pelan penuh nuansa erotis.
gue ga bisa mengalihkan pandangan dari buah dadanya yg semakin tercetak jelas di kaosnya yg basah , saat ia membuka matanya menatap gue dengan pandangan nakal dan senyum menggoda.
dan dengan masih berdiri di bawah shower , dia bertanya ke gue..." truth or dare..?"

"dare!" jawab gue mantap.
poppy merespon jawabanm gue dengan menyingkap kaosnya , damn!!!......kini buah dadanya yg indah terbuka tanpa penghalang apalagi air yg membasahinya ditambah efek cahaya lampu kamar mandi ini , membuat buah dada poppy berkilat menggiurkan.
poppy menatap gue dan vina bergantian dengan pandangan nakal , lalu kembali menatapku dan berkata,

"ayo sini..masuk...."

sebelum gue masuk ke shower , aku sempat menoleh ke nina , dan terlihat diapun sudah mulai terangsang , ia meremas remas sendiri buah dadanya.
sensasi air hangat menerpaku saat melangkah ke bawah shower , bajuku basah dengan sekejap , namun semua itu tak aku pedulikan saat poppy tersenyum menggoda di hadapan gue.

poppy mulai bergerak menari dengan erotisnya di depan gue , dibawah shower.
pinggulnya bergoyang ke kiri dan kekanan , terkadang ia menyapu kepalanya dengan gerakan erotis , lalu perlahan ia membuka kaosnya , hingga kini ia hanya memakai rok mininya saja.
gue benar benar terpana melihatnya dan hanya tertegun seperti orang tolol , poppy lalu melingkarkan tangannya di leherku dan menarik kepalaku , hingga bibir kita saling bertemu.
gue dan poppy saling berciuman dengan panasnya , sambil terus berciuman , tangan poppy turun ke bawah dan mulai melepaskan ikat pinggang celana gue , lidahnya terus bermain main di mulutku saat tangannya sibuk melepaskan celanaku.

sleting celana gue mulai diturunkan poppy seiring dengan turun juga ciumannya menelusuri leher dan dadaku.
dan sambil mengelus penisku yg masih tertutup , ciuamnnya makin turun ke bawah, dan aku hanya boleh memandanginya saja .
kini posisi poppy sudah berlutut di hadapanku , ia lalu menurunkan celanaku termasuk dalamnya , membuat penisku seolah meloncat keluar , senyum poppy semakin lebar sambil memainkan penisku bagai mainan.

air shower masih terus membasahi gue dan poppy .
poppy masih menggenggam dan memijit pelan penisku , sesekali dia menjilatinya lalu menatapku dengan nakal.
damn....!!! gadis ini tahu banget bagaimana bikin seorang pria tak berkutik , apalagi saat perlahan mulutnya meraih penisku dan menjilati kepalanya ....damn.....!!!! hampir saja gue ga bisa menahan diri.

gue kemudian teringat dengan nina , dan ternyata dia sedang duduk di toilet dengan celananya sudah turun di tumitnya , ia sedang bermain main dengan clitorisnya sendiri , sedangkan tangan satunya ada dibalik sweaternya meremas remas buah dadanya.
dia terlihat sangat "panas" meski bermain sendiri , dan gue bisa melihat kalau Cd-nya mulai basah saat menyaksikan poppy mengulum penis gue.

"truth or dare...?" aku berteriak pada nina , dan ia terlihat agak terkejut. ia hanya menatapku seperti orang bingung , maka aku pun mengulang pertanyaanku...

"truth..or..dare...?"

sambil tetap bermain main dengan dirinya sendiri , ia menjawab "dare!!!". nina rupanya verharap ia juga bisa ikut bergabung dengan gue dan poppy.
gue pun mengajak nina bergabung dan menjelaskan apa yang gue ingin dia lakukan , dan kelihatannya ia setuju setuju saja.

nina melepas dulu celananya sebelum bergabung , ia kemudian mengambil posisi di belakang poppy yg masih asyik mengulum penisku , nina lalu mernagkul poppy dan meremas buah dada poppy dari belakang sambil menciumi tengkuk poppy.
sensasi itu sempat poppy mengerang penuh kenikmatan untuk beberapa saat.

poppy kembali mengulum penis gue selagi buah dadanya diremas nina , suasana erotis memenuhi tiap sudut kamar mandi.
jemari nina menelusur turun di tubuh poppy dan tiba di balik rok mini gadis itu.
nina menyingkap rok mini poppy hingga ia leluasa memainkan clitris poppy.

"mmmmmmm" poppy bergumam saat lidahnya berputar liar di penis gue.
tiba tiba poppy melepas kulumannya dan berbalik pada nina sambil berbisik

"gantian..." katanya sambil mematikan air shower.

kini gliran nina yg bermain main dengan penis gue , tak butuh waktu lama untuknya sampai ia mengulum penisku begitu dalam.
oohh.....damn....!!!! buat gue permainan ini membuatku berasa di surga bersama para bidadari cantik.
poppy melepas sweater nina berikut bra nya , poppy kemudian mengambil posisi di bawah nina , dan mulai menjilati puting susu nina.

nina kelihatannya tak bisa menahan diri lagi saat tangan poppy memainkan clitorisnya sambil menjilati putingnya ,
nina melepaskan kulumannya dari penis gue , dan mengerang menikmati sensasi erotis itu , namun tangannya masih menggengam penis gue.

"aaaahhhhhh..........."

ternyata nina telah orgasme , dan dia kelihatan semakin cantik dibuatnya , semakin membaut nafsu , apalagi genggamannya kian erat di penis gue , sejenak merasakan orgasme , nina lalu mengangkat kepala poppy , dan mereka kembali berciuman dengan panasnya , lidah saling berpagutan dan berkait , saling menyapu dari mulut ke mulut , nina terus merintih dan mengerang sambil tangannya mengocok penis gue.

Dan akhirnya gue pun sampai pada puncaknya , sperma gue kemudian menyembur membasahi poppy.
sebagian membasahi rambutnya , sebagian mendarat di wajahnya , namun banyaknya tersembur di dadanya.
poppy meratakan sperma yg membasahi dadanya ke seluruh tubuh , untuk kemudian ia membersihkan sisa sperma di penisku dengan menjilatinya.
nina mejilati wajah poppy , membersihkan sperma yg bersisa di wajah manis poppy , kedua gadis itu sempat berciuman kembali bberapa saat sampai kemudian nina melanjutkan sapuan lidahnya ke eluruh tubuh poppy.

permainan berhenti beberapa saat , saat kita semua melepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuh masing masing.
kini gue , poppy dan nina sudah benar benar telanjang bulat .

dan permainan masih akan terus berlanjut saat nina dengan mantap berseru

"TRUTH...OR DARE...?"

ooo.....malam masih panjang.........dan its gonna be night i will not forget ever..............prikitiwwwwwwwwwww!!!!!!!!!

Molly, kakak kelas gue

Mula mula gue ingin memperkenalkan diri. Nama gue Daron. Gue ada kesempatan belajar di Malaysia karena ayah gue bekerja di sana. Ketika itu gue berumur 15-16 kira-kira kelas 1 SMA. Pertama kali masuk skolah ada upacara bendera. Waktu lagi kenalan ama temen-temen baru ada cewe' datang dari arah pintu gerbang dengan terburu-buru, soalnya semua murid sudah berbaris. Gue liatin tuh cewe'..."OK jugak nih...".

ex On The Blue Campus

Siang itu rasanya gerah sekali, aku menghapus peluh yang menetes hampir seperti hujan (itu sih namanya deres! )
dengan sapu tangan coklat yg selalu kutaruh di saku celana sebelah kanan, setengah celingak-celinguk di depan papan
pengumuman jadwal ujian, aku beranjak gontai melangkahkan kaki ke kantin fakultas ekonomi di belakang kampus.

Beberapa anak angkatan di bawahku tersenyum menyapa ke arahku sambil menundukkan kepala, aku kurang seberapa mengenal mereka,
tapi kubalas senyuman itu dengan ramah sambil tetap menunjukkan kerepotanku membawa buku-buku akuntansi yang super duper
berat itu.

Singkat cerita, setelah menenggak sebotol kecil sprite dingin dan membayarnya, aku kembali ke gedung X, menanti kuliah siang
yang terasa lama, karena waktu itu masih jam 11 lebih, dan kampus sepi karena hari jum'at. Akupun memilih duduk di bangku
semen di bawah rindangnya pohon-pohon hijau taman gedung X.

Sekitar 10 atau 15 menit melamun, sesosok gadis yang kukenal melangkah tergesa-gesa sambil membetulkan kacamata, dan tampak
sama kerepotannya dengan aku, membawa setumpuk buku yang tampak tak seimbang dengan ukuran tangannya yang mungil. Gadis
berkulit putih itu tampak mengenaliku, lalu setengah berlari menghampiriku sambil mengurai seulas senyum manis, "Haaiii"
serunya. "Hai juga", sahutku...Dia langsung mengibaskan tangannya ke bangku semen tempatku duduk, takut ada debu yang
akan mengotori celana jeans putih ketatnya, seketat jeans itu membelit pantat indahnya yang terbungkus CD berenda,
yang nampak samar tercetak padat pada lekukan antara paha, selangkangan, dan batas paha belakangnya, aku sedikit
menelan ludah...

Dia menunduk, tak sengaja memperlihatkan bra krem berendanya yang tampak menggantung ragu, menampakkan belahan dan sedikit
puting kemerahan dari dadanya yang ber-cup B, lalu segera mengambil posisi duduk menyilangkan kaki di sampingku dan
memulai obrolan dengan segala keluh kesah kerepotannya di rumah mengerjakan tugas akuntansi manajemen, sampai ribetnya
mengurusi manajemen pabrik pakaian milik ayahnya yang sedikit mengalami mis-manajemen

Aku menanggapinya dengan senyum dan komentar-komentar singkat yang membangun, sampai tanpa sadar tangannya mendarat di
tengah pahaku, tak sengaja menyenggol kemaluanku yang entah kenapa menegang sejak dia duduk beberapa menit yang lalu,
spontan dia nyeletuk bingung (atau berlagak bingung?) : "Eh, lho, kamu kok 'bangun'?" "Sejak kapan, hayooo...mikirin
apa? mPasti yang jorok-jorok ya?", dan komentar itu semakin panjang seiring makin merahnya mukaku, aku hanya bisa
menunduk malu.

Tanpa bisa kutebak dia memberikan sebuah kejutan yang sangat-sangat membuat aku surprise setengah mati jantungan
"Emmm, mau 'dibantuin' ngga?"

:: Penjelasan :: Gadis itu Rossa, pacarku selama 1 tahun ini, dan kita udah biasa "ehm-ehm", gitu lho pembaca ::

Wow, pikirku, hemmm, aku setengah bingung juga, bagaimana kita bisa 'gituan' di kampus? Setengah sadar bibirku
mengucap, "Wah, Ros...dimana?", "Kita ke lantai 3 aja yuk, kan masih sepi?", setengah ragu namun dikalahkan oleh
nafsu, aku menurut saja dengan sarannya. Biar nggak bikin curiga OB nya kampus yang bagian nge-pel, Rossa pun beranjak
duluan ke lantai 3 dan langsung menuju kamar mandi, lalu menguncinya dari dalam, selang 5 menit, aku menyusul naik ke
lantai 3 dan setelah memastikan sama sekali tidak ada orang, aku menuju kamar mandi yang letaknya di pojok dan relatif
terhalang pembatas ruangan, aku mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup...

Cklik, terdengar slot dibuka, lalu aku mendorong pelan pintu itu sedikit, menyelinap, lalu cepat-cepat menutupnya
seraya menghela nafas panjang karena deg-deg'an sekaligus capek merasakan terjalnya tangga gedung X .
Rossa tersenyum sambil langsung menarik pinggangku mendekat, sehingga bibirku yang setengah terbuka langsung dilumat
nya. Buku-buku ku hampir jatuh, segera kutaruh di tepi bak kamar mandi dengan setengah terburu-buru, dan langsung
tanganku ter-alih membuka kancing kemeja Rossa, dan menyelipkan tanagnku ke sela-sela bra-putih nya.

Bunyi kecipak ciuman seolah bergema, menyadarkan kami yg larut dalam ciuman untuk mengurangi volume suara yang akan
membuat orang 'penasaran' saat mendengarnya itu. Aku yang sangat tak sabar mencumbu Rossa dengan ganas, leher dan
telinganya tak luput dari sasaran jilatan lidahku, yang membuatnya mendesah manja. Dilepasnya kacamatanya dan ditaruh
di dalam tasnya yang tergantung di pintu, lalu tangannya beraksi dengan lihai melepas kancing celana, memelorotkan celana
panjang kainku, dan menyelipkan tangannya untuk meraih, menarik, dan meng-urut batang kemaluanku yang menegang dan
puncaknya berubah kemerahan karena terangsang.

Aku juga melakukan hal yang sama dengan menarik celana panjang jeans ketat nya sebatas paha, berikut celana
dalam putih berendanya yang sexy, lalu meraba kemaluannya dengan gemas, karena bulu-bulunya tampak selesai dicukur,
sehingga belahan pinknya sangat menggoda. Jari telunjuk dan manis tangan kananku mengarah ke bibir kemaluannya dan
menariknya ke samping kiri dan kanan, sementara jari tengahku memainkan klitorisnya yang mungil dan mulai menegang.
"OOuucchh..." Rintih Rossa di telingaku sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya.
"Ssshhh...Ahhh", balasku merasakan nikmatnya kocokan tanagn Rossa yang dibasahi sedikit air. Sambil terus meremas
dada mungilnya yang mulus, adegan slaing meraba itu berlangsung selama beberapa menit.

"Damien...",bisiknya sambil mendorong tubuhku perlahan menjauh, aku mengerti apa yang dimauinya. Aku membantunya
melepas celana jeans dan celana dalamnya, menggantungnya di dekat tas. Rossa lalu duduk di tepian bak kamar mandi,
satu kakinya diangkat ke atas kloset duduk, tangannya ke belakang menyangga tubuhnya, dan setengah meliuk
menggoda dengan tatapan penuh birahinya, dia menyorongkan vaginanya ke depan, sambil tangannya meraih dadanya sediri,
memilin putingnya, dan meremas payudaranya dengan gerakan memutar ke atas.

Aku langsung melepas celanaku, menaruhnya, lalu segera berjongkok di depan selangkangan Rossa, lalu menjilati belahan
vaginanya yang terbuka lebar, menjejalkan hidungku, menghirup aroma wangi khas vaginanya yang selalu harum karena dia rajin
membasuhnya dengan ramuan jawa dan meminum jamu-jamu yang selalu membuat kondisi vaginanya "fresh".

"Sshhh...Ahhh..." desahnya sambil meremas rambutku. Kuselipkan dua jemariku, kuputar dan kutusukkan perlahan dalam-dalam,
lalu kutarik dengan cepat, untuk kembali kuhunjamkan ke dalam sambil menjilati ujung klitorisnya...Rossa semakin
menggelinjang ke-enak-an, bibirnya digigit, dan mulai meracau.

Didorongnya pundakku tiba-tiba, dan keluar kata singkat dari bibirnya yang berpulas lipstik pink tipis menggoda :
"Duduk di kloset gih...", senyumnya tersimpul...Aku segera bangkit, menutup kloset, dan duduk di atasnya, mengangkangkan
kaki, sehingga batang kemaluanku mendongak seolah menantang, dengan testis terkerut karena terangsang.
Rossa tak berlama-lama, langsung berlutut bertumpu pada kedua telapak atas kakiku yang masih bersepatu, memandangku
sebentar dengan gemas. Kuelus rambut sebahunya, kuremas gemas, lalu kudorong perlahan ke arahku. Seolah menngerti,
dikerjapkannya dengan jenaka kedua bola matanya, bibirnya menyungkup menyambut kepala penisku yang sudah demikian
merona merah...cup...dikecupnya, lalu dijulurkannya lidahnya tepat pada lubang bagian atas, ditariknya garis ke bawah
lewat jalur pada kepala penis, batang bawah, terus ke bawah, dan di lahapnya sebelah bola testisku, dikulum, dipijat
digigit kecil, dan diputarnya kembali lidahnya ke atas, membuatku menggelinjang tertahan. Sungguh sensasi yang sangat luar
biasa...

Aksi nekat kami masih berlangsung sampai saat terdengar suara langkah mendekat yang membuat desah nafas kami sama-sama
tertahan sesaat...
"Sssttt...", instruksiku singkat agar Rossa menghentikan aktifitasnya.Kami sama-sama diam sampai akhirnya
suara langkah yang sempat mendekat itu beranjak terdengar menjauh. Kami saling memandang dengan sedikit rasa tegang dan
deg-deg'an yang masih tersisa dalam hati...Tapi kemudian berubah menjadi senyum merona pada wajah kami masing-masing

Batang kemaluanku yang sempat melemas kembali digenggam oleh Rossa, sambil kembali dia dengan gemas mengecup dan mengulum
penisku,
dengan sesekali membuat gerakan "deep throat" yang membuat nafasku tertahan,seolah akan mencapai klimaks saja.
"Damien...eemmmhhh...masukin sekarang aja ya?" Pintanya manja. Akupun segera berdiri dan membimbing kedua lengannya untuk
bangkit. Aku berdiri membelakanginya, sementara dia membalikkan diri untuk berpegang pada tepian bak kamar mandi, mengambil
posisi menungging sambil berdiri. Aku segera mengelus pantatnya yang mulus & menggairahkan itu, mencari sela-sela di antara
rambut kemaluannya yang tipis, daging bertumpuk kemerahan itu tampak menggoda dengan sedikit lelehan bening yang mengalir basah.
Aku mengarahkan batang penisku ke belahan merekah itu dengan tangan kiri, sementara tangan kananku terlingkar lewat paha kanan
Rossa, membuat huruf V terbalik dari arah depan, membuka bibir kemaluannya agar mempermudah penetrasi. Kugesekkan kepala penisku
perlahan untuk merasakan sensasi hangatnya cairan miliknya, dan setelah licin, aku mulai mendorong kepala penisku ke dalam mulut
vaginanya yang mulai melebar, terus semakin dalam, setelah masuk sepertiganya aku berhenti.

Kedua belah tanganku meraih payudaranya dari belakang, merabanya, memberi pijatan kecil pada putingnya yang menegang,
meremasnya, sementara Rossa membalikkan lehernya ke arah mukaku. Aku menggapai bibirnya yang terbuka,mengulumnya,memainkan
lidahku di dalam mulutnya yang mengeluarkan rintihan-rintihan pelan, sambil menggerakkan pantatku dengan gerakan mendorong
ke depan, membuat penisku semakin tertanam dalam hangatnya dua belah daging lembut lembap yang seolah merangkul dan
menghisapnya dalam sebuah lobang hitam.

"Emmmhhkkk...Ahk..." Suara Rossa tertahan sesaat aku menancapkan penisku dengan gerakan tusukan mendalam, bibirnya masih
menempel dan mendesah, mengeluarkan aroma nafas hangatnya yang mulai memburu. Rossa menggoyangkan pantatnya dengan gerakan
memutar, sementara aku memaju-mundurkan penisku dengan sedikit memiringkan pantatku, menciptakan sensasi luar biasa bagi kami
berdua..."Aaahhh...Eehhk...Ouch...Damien...", seru nya perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya. Peluh menetes di lehernya
yang kujilati, dan cairan dari kemaluannya membuat sensasi suara bergesekan yang terdengar merdu di telinga...
"Cpak...cpak...Slllrrppp...", membuatku semakin bersemangat meremas payudara Rossa yang saat ini demikian keras. "Masukin
yang dalem dooo...ngg...", pintanya. Aku menurutinya dengan memperlahan gerakanku dengan tetap mempertahankan ritme, irama,
dan tusukan yang semakin intensif, agresif dan dalam.

Ingin aku memandang wajah Rossa lebih leluasa saat bercinta, aku mencabut kemaluanku, membalikkan badan Rossa dengan segera,
mendudukkannya di tepian bak kamar mandi, membimbing kedua kakinya melingkari pantatku, dan kembali aku menusukkan penisku.
Aku memluk punggungnya, menahan tubuhnya agar tak terjatuh ke belakang, sambil terus menggoyangkan pantatku, menggauli Rossa
yang terengah-engah sambil memejamkan matanya sambil menciumi bibir dan mulutku dengan penuh gairah."Damien...cepetin donk,
please, aku mau nyampai nih...", serunya di antara desahan nafas yang memburu dan lenguhannya yang menggairahkan.
Aku menciumi bibirnya sambil mempercepat gerakanku, menahan agar teriakan orgasmenya tak terdengar dari luar kamar mandi.
"Damien, sekarang ya...sekarang...!", aku memberi beberapa tusukan mendalam sambil menggoyang pantatku memutar,
"Sleppp...sleppp...", dan disambut gelora dahsyat hentakan tubuh Rossa yang terhempas pada dada dan perutku.

"Aaahhkk...Damien...Ooucchhhkgg..Ermmmhhh", tangannya menggapai testisku dan meremasnya, membuat gerakan ku semakin mendalam
di dalam hangatnya vagina Rossa yang mengeluarkan lelehan lendir bening keputihan yang membasahi seluruh batang penis dan
testisku. Rossa melemas, namun masih memeluk dan menciumiku..."Ah, curang, kamu belum nyampai ya?" tanyanya. "Iya nih",
sahutku sambil tersenyum..."Kamu memang perkasa ya", pujinya. "Ah, bisa aja kamu", aku lalu mencabut penisku, dan tampak
lelehan dari vaginanya menetes ke lantai kamar mandi, dan sebagian mengalir di paha mulusnya. "Ayo sini aku keluarin kamu",
katanya singkat, dan aku dibimbingnya duduk di kloset, dia membelakangiku, duduk di atas pangkuanku dengan mengangkangkan
kakinya lebar-lebar, sambil tangan kirinya membimbing penisku kembali membelah vaginanya yang basah...

"Aaahhhsss..."..."Enak banget Ross", seruku di telinganya saat dia mulai menaik-turunkan pantatnya, memompa sumur spermaku
untuk segera muncrat ke atas, ke dalam vagina hangatnya...Rossa mengerang bergairah saat kubantu menghempaskan pantatnya
dalam-dalam, sehingga aku bisa merasakan bahwa seluruh kedalaman vaginanya telah kujelajahi, tekstur vaginanya yang rapat
terasa mentok pada satu permukaan yang kuyakini sebagai mulut rahim, terasa licin, padat, keras, menghantam permukaan kepala
penisku berkali-kali.

"Ahhh, Ross, sini balik badan", instruksiku, yang langsung disambut gerakan cepat Rossa mencabut penisku, memutar badannya
menghadapku, untuk kemudian kembali menaiki "pelana" pangkuanku. Tanpa dibantu kedua tangannya, Dia menduduki penisku dengan cepat,
sehingga langsung melesak ke dalam vaginanya dengan cepat dan penuh sensasi. Aku menaik turunkan pantat kenyalnya berkali-
kali sampai pada satu titik, aku merasa akan orgasme. Kukulum puting dadanya yang menegang merah, kuhisap, dan seiring
aku mencapai klimaksku, kucium bibirnya dengan ganas, sambil mengerang dalam belitan lidah Rossa yang terampil.

"Aaaahhkk...Ross...Ouuuchh...""Emmmhh..kk...", pahaku menegang sesaat, pantatku terhunjam dalam, batang kemaluanku hilang
tertelan vaginanya yang merekah merah, spermaku muncrat deras ke dalam vaginanya yang disambut lenguhan panjang Rossa yang ternyata
meraih orgasmenya untuk kali yang kedua..."Ahhhh", "Damien...", Tubuhnya memompa beberapa kali sampai penisku melemah...
Lelehan spermaku dan cairan vaginanya meluber keluar membasahi paha, selangkangan, dan kemaluan kami...Rossa menciumiku dengan
lembut..."Kamu hebat banget sih, sayang", senyumnya...Aku hanya menjawab pujiannya dengan senyuman...

Setelah membasuh diri bergantian, saat akan keluar dari pintu, tiba-tiba penisku menegang kembali entah apa sebabnya.
"Ross...aku masih...", Rossa langsung menjamah batang penisku dari luar celana yang telah kukenakan. Tanpa berkata lebih
lanjut, secara cepat dia membuka resleting dan mengeluarkan batang penisku, "Dasar, kok nggak dari tadi sih", serunya gemas.
Aku hanya nyengir. Selanjutnya Ia langsung berjongkok dan melakukan blow job,"Kamu ngga'capek?", tanyaku, dia hanya menggelengkan
kepala, sambil terus menghisap batang kemaluanku dari pangkal ke ujung dengan rapat dan cepat, tangannya meremas testisku
dengan lembut, dan tangan satunya mengocok batang penis sampai lehernya dengan cepat..."Ahhh, ROss, aku keluar sekarang..."
"Crrrttt...crrrttt..."Mulut Rossa terasa semakin liat dan hangat dengan tumpahan spermaku dalam mulutnya, dibalurkannya ke seluruh batang
kemaluanku untuk kemudian dihisapnya dengan keras sampai lepas, ditelannya cairan semen itu mentah-mentah...
Aku selalu terpesona dengan aksinya menelan cairan kelelakian tanpa ada rasa canggung itu.
Selesai mengelap mulutnya, dia mencium bibirku, membuatku merasakan sendiri rasa sisa cairan semenku, memberi sensasi ciuman
luar biasa...

Dan kamipun berciuman hangat di kedua pipi dan kening, sebelum perlahan setengah mengendap-endap, ROssa terlebih dahulu
keluar dari kamar mandi menuju ruang kuliah, dan setelah aku kembali membasuh diri, aku segera menyusulnya ke ruang kelas
dan duduk di sebelahnya. Beberapa anak yang telah datang di kelas melihat ke arah kami dan menguraikan senyum sapaan
seperti biasa kepada kami berdua, maklum, di kampus kami sudah terkenal berpacaran...

Di sela-sela mata kuliah yang diajarkan siang itu, Rossa membisikkan sebuah kata di telingaku :

"Damien...I love you..."

membuatku tersenyum dan semangat, walau jujur, siang itu panas sekali

Erotika Bioskop

Vina dengan iri memandangi para penonton di bisokop itu yg sedang berduaan dengan pacarnya , sedangkan ia duduk di runag tunggu ini sendirian tanpa ada seorangpun yang menemani.

Beberapa hari yang lalu vina mendengar klo pacarnya selingkuh dengan kawan baiknya , awalnya vina ga percaya , namun kemarin ia melihat dengan mata kepalanya sendiri dan dengan perasaan sakit hati , ia langsung memutuskan hubungan dengan pacarnya.

Hari ini ia merasa suntuk dan bete dirumah , maka ia memutuskan untuk pergi saja ke bioskop sendirian , kebetulan film yg ia tunggu sudah diputar di bisokop.
Vian bersiap pergi ke bisokop , ia bercermin untuk terakhir kalinya, cermin di kamarnya memantulkan sosok wajah cantik, dengan tank top biru muda menutup tonjolan di dada yg cukup besar , rok mini denim , memeperlihatkan keahlusan dan kemulusan kaki seorang gadis belia . puas dengan penampilannya ia pun segera pergi ke bioskop.

Di dalam ruang teater , susananya cukup penuh , karena ini adalah pemutaran perdana alias premiere.
Vina menempati tempat duduknya , dan sementara film belum mulai diputar , pikiran vina melayang , memikirkan tentang mantannya dan masa masa indah dulu.

"maaf...permisi mbak ...numpang lewat......." sebuah suara mengaggetkan vina.
seorang pria tampan tampak tersenyum pada vina , tatapan pria itu menimbulkan perasaan aneh pada diri vina.
"ooh..ya ..maaf..." kata vina tersadar dan memberi jalan untuk pria itu lewat, dan ternyata pria itu duduk tepat disebelahnya.
setelah duduk pria itu kembali menatap vina,, tersenyum dan mengucapkan terima kasih, perasaan aneh pada diri vina kembali muncul, entah apa.... vina tak mau terlalu ambil pusing , film sudah dimulai.


Film sudah berjalan setengahnya , saat vina merasakan ada yg menyentuh lengannya, ia menoleh dan melihat pria itu sedang mengelus elus lengan vina tapi tatapan matanya tetap pada layar.
Vina bisa saja marah dan memaki maki pria kurang ajar itu , namun entah mengapa ia membiarkan pria itu mengelus elus lengannya.
merasa tak ada penolakan dari vina , pria itu terus mengelus elus lengan vina, sambbil terus menatap pada layar.
Vina sendiri hanya terdiam nafasnya seolah terhenti , ia tak bisa ( atau tak mau) menolak perlakuan pria itu , ia malah memejamkan mata seolah menikmati sentuhan demi sentuhan yg dilakukan oleh pria disebelahnya. Getaran getaran di tubuhnya terasa semakin kuat.

Vina segera membuka mata dan tubuhnya bagai kena sengatan listrik saat ia merasakan tangan pria itu melewati lengannya dan menyentuh buah dadanya, awalnya hanya sentuhan sentuhan kecil , namun ketika kembali tak ada reaksi penolakan dari vina , sentuhan pria ini berubah menjadi remasan remasan yg membangkitkan bbirahi vina.

Dengan sedikit takut vina meoleh ke penonton di sebelahnya , ternyata org itu serius menonton.
Pria asing itu terus menerus meremas buah dada vina, menyebabkab puting vina perlahan mengeras tanda vina sudah sangat terangsang.
Pria itu sepertinya tahu hal itu , maka dengan berani tangannya menelusup masuk ke balik tank top vina dan menyentuh langsung buah dada itu.
tiba tiba handphone penonton disebelah berbunyi , membuat pria itu dengan segera menarik tangannya dan duduk manis seolah tak ada apa apa.

VIna sendiri masih bingung apa yg terjadi , ia sama sekali tak kenal pria ini tapi ...kenapa ia membiarkan pria itu berbuat kurang ajar padanya , membiarkan menyentuh tubuhnya , bahkan saat ini birahi vina semakin naik dan berharap pria ini kembali menyentuhnya.

Setelah beberapa menit , Vina merasakan ada yag menelusup masuk ke balik rok pendeknya, mengelus elus paha mulusnya.
Vina hanya menarik nafas panjang sambil menatap pria itu, dan seperti sebelumnya sambil menyentuh vina pandangan pria itu masih terarah pada layar.
Vina mengerang tertahan saat sentuhan pria itu tiba di bagian sensitifnya , jari jari pra itu bergerak menggeliitk dengan gerakan putaran, tanpa sadar vina semakin melebarkan kakinya.

VIna semakin terangsang dengan sentuhan erotis pria itu , vaginanya sudah mulai basah.
bahkan dalam diri vina ingin membalas perlakuan pria itu , dan menyetuh penisnya , ia seolah ingin penis pria itu masuk ke mulutnya.

Vina memandang pria itu , yg ternyata juga sedang memandangi vina.
Mereka berdua saling berpandangan cukup lama , sampai akhirnya pria itu tersenyum dan bangkit sambil menarik tangan vina unutk ikut dengannya , vina sendiri dengan patuh ikut dengannya.

Dengan berdebar debar penuh gairah , vina mengikuti pria itu dan masuk ke toilet wanita, saat itu toilet sedang kosong.
Setelah mengunci pintu , mereka berciuman dengan ganasnya seolah mereka sepasang kekasih yg telah lama tidak bertemu.
Pria itu menarik pinggang Vina dan merangkul erat tubuh molek gadis itu , vina bisa merasakan tonjolan penis pria itu menyentuhnya.
Ciuman mereka semakin ganas , lidah merak saling menyapu , pandangan mata mereka memancarkan gairah yg tak tertahankan.
Sambil terus berciuman, tangan pria itu beraksi di balik tank top vina , dan meremas remas nya sedikit keras, sampai akhirnya pria itu melepas tank top itu.
Pria itu menggemgam bulatan buah dada vina, menurunkan kepalanya dan mulai menjliati buah dada yg indah itu.
Ia menjilati puting vina dengan ujung lidah , meniupnya pelan , membuat vina bergidik dan geli, dilanjutkan dengan mengulum dan menyedot buah dada itu , lidahnya bergerak gerak memutar , membuat vina merintih nikmat , meresapi sensasi sensual ini.

Vina kemudian menurunkan tubuhnya membuka kancing celana pria itu dan menurunkannya.
Pria itu hanya tersenyum menatap vina , saat vina juga menurunkan celana dalam yg mengurung penisnya.
Tak membuang waktu , Vina menggengam penis itu ,menjliati dan mengulumnya sehingga makin mengeras.
Vina bisa merasakan denyutan penis itu saat beraksi dengan jilatannya. Ujung kepala penis itu vina jilati memutar dengan lidahnya lalu kemudian dikulumnya beberapa saat dan diulang kembali, terus sampai vina semakin kuat menyedotnya.
nafas pria itu terdengar semakin berat menahan birahi.

Denyutan penis itu dirasakan vina semakin kentara saat tak lama kemudian memuntahkan isinya , langsung masuk ke tenggorokan vina.
Semburan spermanya ternyata cukup banyak ,vina tak mampu menelan semuanya , sebagian menetes diantara bibirnya yg manis. tanpa merasa jijik vina menelan cairan asin itu dan menjilati sisa sia yg menempel di penis pria itu.
"giliran saya..." kata pria itu samil mendorong vina ke dinding.

Pria itu melepaskan rok mini vina dan tentu saja bersama dalamannya.
Pria itu menciumi pangkal paha vina , menjilatinya , memainkan lidahnya di bibir vagina dan clitnya membuat vina tersiksa oleh kenikmatan.
Jilatan lembut pria itu diselingi dengan sedotan sedotan yg membuat vina makin menggelinjang tak tertahankan, mengetahui vina sudah terangsang tak tertahankan. pria itu berdiri dan tanpa basi basi langsung menusuk vagina itu dengan penisnya.

"aaaauhhhhhwhw...." vina mengerang saat penis itu menerobos masuk ,untuk memudahkan pria itu menagngkat kedua kaki vina dan kemudian mulai mendorong dorong keras penisnya masuk semakin dalam.
vina tak bisa menahan erangannnya , mulutnya terus merintih dan mengerang menikmati serangan demi serangan.

tiba tiba si pria mencabut kembali penisnya , membalikan tubuh vina , sedikit dibungkukkan dan menembusnya kembali dari belakang.
vina kemudian menyadari dalam posisi seperti ini , ia tak mungkin mencapai orgasme , maka ia memaksa pria itu mencabut kembli penisnya , medorongnya duduk di toilet, dan vina naik ke atasnya.
VIna mencari posisi yg tepat ,, hingga penis pria itu kembali menembusnya .

posisi seperti itu ternyata menguntungkan juga bbagi pria itu , ia bbisa meremas buah dada yg menggemaskan itu . setiap vina bergerak buah dadanya turut bergoyang menggoda.
Butuh waktu yg agak lama sampai akhirnya mereka mencapai puncak dari kenikmatan permainan mereka.

Setelah puas mereka kembali berpakaian dan secara terpisah kembali ke tempat duduk masing masing ,
dan saat film usai . si pria asing itu tersenyum pada vina dan menjatuhkan sebuah kartu nama pada pangkuan vina.

Vina membaca nama dan alamat di kartu nama itu dan berpikir apakah ia akan menemui orang asing itu lagi , dan berpikr kira kira...permainan seru apalagi yg akan ia jalani bersama pria itu..?
entah........namun vina berpikir spertinya menarik...dan akan sangat menyenangkan.

mohon perhatian anda......pintu theater satu telah dibuka.....bagi para penonton yang telah memiliki karcis , dipersilahkan untuk memasuki ruangan theater satu............

"hhmmm..akhirnya........" gumam roy , memang entah apa yg terjadi , pintu bisokop hari ini dibuka tidak tepat waktu seperti biasa.

"udah yuk ..masuk....." ajak Vina

vina dan roy segera memasuki ruangan theater , dan mencari tempat duduk sesuai nomor yang dipilih ,sementara di layar terpampang tulisan selamat datang .

"disini nih , sayang....." kata roy setelah menemukan tempat duduknya , di jajaran kursi paling belakang dan agak lebih privasi karena cukup gelap.

mereka duduk berdampingan , dan membuka minuman yg mereka bawa sambil menunggu film dimulai.
Di layar mulai ditayangkan trailer dari film film yg akan datang , namun roy dan vina tidak terlalu memeperhatikannya , mereka malahan melihat sekeliling dan mengamati para penonton yg tak terlalu banyak , spertinya film ini kurang diminati.


vina bertemu dengan roy beberapa minggu yg lalu , di bioskop ini pula.
saat itu vina yg bete , pergi ke bioskop sendirian dan kemudian bertemu dengan roy.
pertemuan dan perkenalan mereka sebenarnya cukup unik , roy yang memang sudah tertarik dengan vina sejak gadis itu memasuki ruangan theater berusaha untuk menggodanya , tease her , dan ternyata di luar dugaan vina merespon godaan roy , and they have sex di bioskop itu , padahal mereka belum saling mengenal!!! ( lebih jelas baca erotika bioskop ...part 1 )

sejak saat itu mereka berdua menjadi akrab dan sering terlibat dalam petualangan sex yg panas , dan uniknya mereka tidak mau terlibat dalam suatu hubungan khusus, dalam artian , baik roy maupun vina sudah punya pasangan masing masing.


Film sudah berjalan beberapa menit dan ternyata film ini gak bagus dan membosankan, pantas saja penontonnya ga begitu banyak.
roy yg sejak di luar tadi sudah tak sabar , perlahan mulai beraksi , tangannya dengan perlahan tapi pasti bergerak mengelus elus paha mulus vina yg saat itu memakai rok pendek sedikit diatas lutut.
kulit mulus vina memang selalu membuat sensasi yg berbeda bagi roy , elusan roy makin naik ke atas , menyingkap rok pendek vina sehingga roy leluasa beraksi di paha gadis itu, dan elusannya pun kian naik.

Vina menarik nafas panjang saat roy melakukan itu semua , ia melihat sekeliling khawatir ada yg melihat apa yg terjadi , namun ternyata penonton yg lain sedang asyik masing masing , lagipula tempat duduk mereka cukup strategis , dan tak teerlalu terlihat dari kursi lain.

birahi di diri vina mulai bergejolak , vaginanya mulai basah merespon setiap rangsangan dari roy , jari jemari roy menelusup masuk kebalik celana dalam vina , dan dengan penuh perasaan jari jemarinya menelusuri bibir vagina vina.

agak sedikit terganggu , roy menurunkan celana vina hingga ia bebas memainkan jarinya di vagina gadis cantik itu.
kelingking roy menggelitik dari luar , smentara jari tengah asyik bermain di lubang vagina vina merasakan langsung basahnya , dua jari lain bergerak menyusuri bibir vagina.
nafas vina kian cepat memburu , buah dadanya yg besar bergerak gerak menggoda . membuat penis roy semakin mengeras , ia menggerakan jari tengahnya lembut mengitari clit vina.

VIna berusaha unutk tidak bersuara agar tak menarik perhatian orang lain, rangsangan roy membuatnya serasa melayang layang , secara naluriah ia meremas buah dadanya sendiri , dan merasakan betapa di balik kaos ketat yg dia pakai , putingnya semakin mengeras.
melihat hal tersebut , dengan gemas roy membantu meremas buah dada vina yg mengundang selera , ia remas dengan sedikit keras , dan mencubiti puting susu vina yg masih tersembunyi di balik kaos vina , dan baru menyadari jika gadis ini tidak menggunakan bra.
beberapa saat kemudian tangan roy mulai bergerak masuk ke balik kaos vina.

perlahan sambil melihat sekeliling, roy menyingkap kaos vina ke atas , membebaskan buah dada indah yg sejak tadi terkurung , perlahan agar tak menimbulkan suara aneh , roy mengulum dan menyedot puting susu vina . lidahnya bergerak memutar di sekelilingi puting vina , tangannya masih bermain main di vagina gadis itu yg kian lama kian basah.

saat jari roy memasuki vaginanya , vina nyaris saja terpekik , namun ia masih bisa mengendalikan diri.
roy memang sungguh pro membuat wanita seperti vina merasakan kenikmatan yg luar biasa ,
vina memejamkan mata dan menikmati gelitikan jemari roy di vaginanya , merasakan pijatan erotis yg sulit dikatakan. sapuan lidah roy di buah dadanya membuatnya kian tak terkendali apalagi saat buah dadanya disedot penuh nafsu.

sejenak vina berusaha mengendalikan diri dan mulai melakukan serangan balasan , tangannya sgera membuka kancing celana roy, dan penis roy yg sudah tegang seolah meloncat keluar.
dengan lembut vina menjilati penis roy , bolak balik ke atas dan ke bawah menyusuri panjang penis.
Vina semakin merendahkan kepalanya untuk memasukan penis itu ke dalam mulutnya , kepalanya digerakan naik turun sambil sesekali menyedotnya.

kuluman vina memang luar biasa , roy menekan kepala gadis itu lebih dalam , penisnya telah memenuhi mulut vina. Bberapa menit kemudian vina merasakan semburan demi semburan memasuki tenggorokannya, ia menelan setiap tetesan yg memasuki mulutnya dan menjilati sisanya di penis roy , membuat lelaki itu terbang melayang merasakan kenikmatan yg luar biasa.

vina menelan tetesan terakhir di mulutnya , menyapu lidahnya di bibir dengan sensual lalu mencium bibir roy penuh nafsu , lidah mereka saling bertautan , sampai akhirnya vina menjilati telinag roy dan berbisik ,

"giliran kamu........" bisik vina dengan suara mendesah.

tak perlu disuruh dua kali , roy sgera bergerak ke bawah kursi memposisikan diri di antara kedua kaki vina, vagina gadis itu ia kecupi untuk kemudian baru dia jilati , lidahnya menyapu vagina bsah itu , mengantarkan sensasi kenikmatan pada vina.
dengan jarinya roy mencari clit vina dan setelah menemukannya , giliran lidahnya beraksi.
lidahnya dan mulutnya bermain main , menghisap dan menjilati clitoris vina , tangannya tak mau kalah ikut meremas buah dada dan mencubiti putingnya.

kali ini vina tak bisa lagi menahan rangsangan birahinya , rintihan demi rintihan mulai keluar dari mulutnya bahkan mulai kentara , khawatir ketahuan , roy terpaksa menutup mulut vina dengan satu tangannya.

kini mereka berganti posisi kembali , setelah melihat situasi sekeliling aman , vina begerak ke pangkuan roy , mencari penis lelaki itu dan menempatkan pada posisi yg tepat menembus masuk vaginanya.
awalnya vina bergerak naik turun perlahan , karena khawatir suaranya terdengar , namun suara stereo sorruond bisokop ini melindunginya , gerakan naik turun vina makin lama makin kencang , buah dadanya tak pernah lepas di jamah dan diremas oleh roy , sesekali disedot dengan buas.


tepat beberapa menit sebelum film berakhir , keduanya telah mencapai puncak kenikmatan , sebagai penutup vina menunduk dan kembali membersihkan penis roy dengan lidahnya.

keduanya pun segera merapikan pakaian mereka masing masing sebelum lampu menyala , dan tak sabar bergegas pulang untuk meneruskan permainan mereka . lebih private dan lebih leluasa.........

vina....vina.....vina..................(where are you know ..girl......?)

Dulu Meronta, Kini Meminta minta

Setelah membaca tulisan yang berjudul “Rumput Tetangga Lebih Hijau & Lebih Nikmat” aku terilhami untuk menuliskan pengalamanku bermain seks dengan tetanggaku sendiri walaupun jalan ceritanya berbeda dengan yang diceriterakan oleh penulis ceritera tersebut. Aku harus menjalani dulu perjuangan yang berat.

Aku, riyans_2000@hotmail.com, adalah seorang laki-laki yang sudah beristri dan mempunyai seorang anak yang sudah berumur 7 tahun dan sudah bersekolah di kelas 1 SD. Karena anak kami masih kecil dan jarak antara rumah kami dengan SD tempat anak kami bersekolah cukup jauh maka setiap hari istriku mengantarkan anak kami ke sekolah. Kami mempunyai tetangga, suami istri, yang sudah sangat akrab dengan kami. Istrinya, sebut saja Heni, sangat akrab dengan istriku sehingga hampir setiap hari ia bermain ke rumah kami, dan kalau berkunjung ke rumah kami biasanya ia langsung masuk tanpa mengucapkan salam atau membunyikan bel. Suaminya sendiri bekerja di perusahaan swasta yang seringkali pulang malam dan kebetulan mereka belum dikaruniai anak.

Heni biasa memanggil istriku dengan sebutan Teteh sedangkan kepadaku ia biasa memanggil Mas Ary. Ia adalah seorang wanita yang cantik, kulitnya putih mulus, dan bodinya pun menggiurkan namun sangat bersahaja dan lugu, tidak pernah neko-neko, baik dalam cara berpakaian maupun cara bergaul, pokoknya polos. Kalau berkunjung ke rumah kami biasanya ia hanya memakai daster, atau kadang-kadang memakai kain, namun bagiku hal tersebut menjadikan dia sangat seksi. Aku merasa sangat senang kalau ia berkunjung ke rumah kami dan berlama-lama mengobrol dengan istriku sebab aku bisa berlama-lama pula mengintipnya dari balik garden kamar memperhatikan tubuhnya yang sintal. Bahkan kalau sudah tidak tahan aku pun melakukan onani sambil mengintipnya dan membayangkan seandainya tubuh Heni itu bugil dan aku menggumulinya. Bahkan tidak jarang ketika aku sedang menyetubuhi istriku pikiranku berfantasi seolah-olah aku sedang menyetubuhi Heni, dan memang dengan berfantasi seperti itu aku merasakan kenikmatan yang lebih dari biasanya. Namun aku sering merasa kesal karena orang yang sering kubayangkan tersebut selalu bersikap acuh terhadap diriku. Aku sering mencoba memancing ke arah pembicaraan yang agak menjurus namun ia tidak pernah menanggapinya, bahkan pura-pura tidak mendengarnya. Sikapnya tersebut membuat diriku semakin merasa penasaran.

Pada suatu hari istriku minta izin kepadaku untuk pergi ke rumah saudaranya yang rumahnya agak jauh, setelah pulang dari sekolah anak kami, dan diperkirakan baru akan pulang ke rumah sore harinya. Aku pun tidak berkeberatan karena aku pun tidak akan pergi ke mana-mana sehingga tidak khawatir dengan keadaan rumah kami. Aku pun bersantai-santai saja di rumah sambil menyetel vcd porno yang tidak berani kusetel bila anak kami sedang berada di rumah. Aku menikmati tontonan yang merangsang tersebut sambil membayangkan bahwa yang bermain di dalam film porno tersebut adalah aku dan Heni. Aku terhanyut dalam bayangan bahwa diriku sedang menggumuli tubuh bugil Heni. Kebetulan sudah seminggu kontolku tidak mendapat jatah karena istriku sedang berhalangan. Kontolku sudah sangat ngaceng.

Sedang asyik-asyiknya aku menonton sambil mempermainkan kontolku tiba-tiba pintu yang lupa aku kunci dibuka orang sehingga kontan kumatikan vcd player yang sedang kusetel. Ternyata yang membuka pintu tersebut adalah Heni yang langsung masuk sambil memanggil-manggil istriku: “Teh ……. Teh ……”. Ia memakai kain dan baju atasannya agak terbuka atasnya, sehingga pangkal buah dadanya yang putih mulus dan montok terlihat sedikit. Kain yang dipakainya agak basah, mungkin ia baru selesai mencuci sehingga pinggulnya tercetak dengan jelas dan aku tidak melihat garis segitiga di balik kain yang dikenakannya itu sehingga aku berkeyakinan bahwa ia tidak memakai celana dalam. Hal itu menyebabkan aku semakin terangsang. “Mas, Tetehnya ke mana?” tanyanya. “Ke rumah saudara, pulangnya nanti sore!” jawabku, “Memangnya mau apa sih Hen?” tanyaku. “Anu Mas, mau pinjam seterikaan, kepunyaan saya rusak”. Datanglah setan membisikkan ke dalam diriku bahwa aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mewujudkan hal yang selama ini selalu menjadi fantasiku. Aku berkata: “Biasanya sih di kamar tidur, ambil saja sendiri!”, padahal aku tahu bahwa seterikaan tersebut tidak disimpan di kamar tidur. Ketika Heni pergi ke kamar tidur untuk mencari seterikaan aku segera mengunci pintu agar tidak ada orang lain yang mengganggu rencanaku. Kontolku sudah sangat keras karena ingin segera mendapat jatah.

Dari dalam kamar tidur terdengar Heni berkata: “Kok enggak ada Mas, di sebelah mana ya?” Aku pun masuk ke kamar tidur dengan hanya mengenakan sarung tanpa memakai celana dalam supaya rencanaku tidak terhambat dengan cd. Nampaknya Heni tidak menaruh curiga apa-apa. “Mungkin di bawah tempat tidur!” kataku. Kemudian Heni pun melihat ke bawah tempat tidur, tentu saja sambil menungging. Ketika Heni menungging aku melihat sebuah pemandangan yang sangat indah dan sangat menggairahkan. Pantat Heni yang bahenol tercetak jelas pada kain yang dikenakannya, dan sekali lagi aku yakin bahwa Heni tidak memakai celana dalam karena aku tidak melihat garis segitiga pada pantatnya yang bahenol itu.

Karena sudah tidak tahan maka aku pun segera memeluk tubuh Heni dari belakang sambil menggesek-gesekkan kontolku pada pantatnya. Ternyata Heni memberikan reaksi yang tidak kuharapkan. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukanku sambil memaki-maki diriku, “Mas apa-apaan sih? Lepaskan diriku, aku tidak mau melakukan ini, kamu bajingan Mas, tidak kusangka!” Melihat reaksinya yang seperti itu pada mulanya aku pun merasa ragu untuk melanjutkan perbuatanku, namun rupanya bisikan setan lebih dahsyat daripada akal sehatku, sehingga walaupun Heni meronta-ronta sambil memaki-maki aku tidak peduli, bahkan aku semakin bernafsu.

“Ampun Mas, lepaskan aku, aku tidak mau melakukan hal yang seperti ini!” Heni berkata sambil menangis dan meronta-ronta. Aku semakin ganas, kuhempaskan tubuh Heni ke atas tempat tidur sambil kutarik kainnya secara paksa sehingga kain tersebut lepas dan terlihatlah kemaluan Heni yang ditumbuhi bulu yang lebat. Aku pun semakin bernafsu, aku berusaha untuk membuka pakaian bagian atasnya, namun aku mendapat kesulitan karena Heni selalu mendekapkan tangannya erat-erat di daarya sambil terus menangis, kakinya pun selalu dirapatkan erat-erat sambil menendang-nendang sehingga aku mendapat kesulitan untuk memasukkan tubuhku di sela-sela pahanya.

Mungkin karena sudah lelah atau karena lengah pada suatu kesempatan aku mendapat kesempatan untuk merenggangkan pahanya dan tubuhku berhasil masuk ke sela-sela pahanya. Dari sana aku berusaha untuk melepaskan pakaian bagian atas Heni dan sekaligus bh-nya yang pertahankan dengan gigih, sambil meronta-ronta, menjerit-jerit, memukul, dan mencakari tubuhku. Akhirnya aku berhasil menyobekkan pakaian bagian atasnya dan melepaskan bh-nya, dan aku pun berhasil mendaratkan bibirku pada susunya yang masih keras, maklum belum dipakai menyusui, kecuali suaminya. Tidak ayal lagi aku pun menciumi susunya dan sesekali mengulum putingnya dan menyedotnya. Diperlakukan demikian Heni mendesah, namun ia masih terus melakukan perlawanan dengan cara meronta-ronta sambil menangis, walaupun rontaannya sudah agak melemah, entah karena kecapekan entah karena mulai terangsang. Sejalan dengan itu pertahanan pahanya pun mengendur sehingga lambat laun kontolku yang sudah super tegang berhasil menyentuh bagian luar memeknya dan kugesek-gesekkan kontolku untuk mencari lubang yang selama ini aku idam-idamkan.

Akhirnya kontolku berhasil menemukan lubang idaman tersebut, dan secara perlahan tapi pasti aku pun memasukkan kontolku ke dalam lubang tersebut. Ketika kontolku berhasil melakukan penetrasi ke dalam lubang memeknya serta merta terdengar mulut Heni mendesah dan merintih, badannya pun menjadi lemas, perlawanannya mengendur, dan ketika penetrasi kontolku kusempurnakan dengan tekanan yang mantap ia pun menjerit tertahan, “Aaaaaaahhhh ……… Maaaassssssss …………..”. Inilah reaksi yang sangat aku harapkan ….. Ketika kontolku aku naikturunkan dengan cepat pantat Heni pun mengimbanginya dengan gerakan sebaliknya. Sekarang bibirku pun dengan leluasa tanpa hambatan bermain di puting susunya, sesekali aku bergerilya di ketiaknya yang ditumbuhi bulu yang lebat, aromanya yang agak bau keringat sangat aku senangi sehingga semakin meningkatkan gairahku. Tangan Heni yang tadinya dipergunakan untuk memukuli dan mencakar tubuhku kini ia pergunakan untuk memeluk dan mengelus-elus punggungku. Tadinya ia menangis dan menjerit-jerit karena menolak kini ia menjerit-jerit dan mendesah serta mengerang karena gairah yang memuncak. “Aaaaaahhhhhh ……..…….. Eeeeeeeemmmmmmhh ……… Aduuuuuuuhhhhhhh ………. Ssssssshhhhhhh ………. Sssssssshhhhh ………… sssssshhhhhhh ………. Hhhhhhhmmmmmmmhhh ………….. Maaaaassssssss ……….. Nikmaaaaaaaaatttttttt”.

Heni meladeni semua permainanku dengan sangat agresif, kami berguling-guling di atas tempat tidur, kadang aku di atas kadang Heni yang di atas. Nampak sekali ia sangat menikmati permainan ini, sama sekali tidak tampak bekas-bekas penolakannya. Ketika aku suruh dia menungging untuk melakukan posisi dog-style ia menolak, “Jangaaaaaan Masssssssss, jangan dari dubuuuuur …… aku tidak suka, jijiiiiiiiiikkkkk” Rupanya ia mengira bahwa aku akan menyodominya karena oleh suaminya ia tidak pernah disetubuhi dari arah belakang. Aku pun memaksanya untuk menungging, posisi yang sangat aku sukai ketika bersetubuh dengan istriku. Dengan terpaksa Heni menuruti keinginanku. Pemandangan yang aku lihat saat Heni menungging semakin meningkatkan birahiku, pantatnya yang putih dan bulat serta memek berbulu yang terjepit oleh pahanya, aaaahhhh …….. sungguh menggairahkan. Segera aku arahkan kontolku yang masih sangat tegang itu ke arah memeknya yang terjepit oleh paha mulus. Ketika kontolku secara perlahan-lahan masuk ke dalam memeknya, Heni menggelepar-gelepar sambil kelojotan merasakan sensasi yang baru ia rasakan setelah beberapa tahun menikah. “Aaaaaaaaawwwwww ………….. Maaaassssssss ……….. Enak sekaliiiiiiiiiiiiii ……….. Terus Maaassssss jangan lepaskan kontolmuuuuuuuuuu ………. Adduuuuuuuuhhhhhhh ……….. teruuuuuus tekaaaannnnnnnnn yang keraaaaaaaaassss …….. kalau bisa dengan kanjutnyaaaaaaaa ……….! Tangannya menggapai-gapai ke belakang ingin menarik pantatku agar kontolku masuk lebih dalam lagi. Dengan leluasa pula kedua tanganku mempermainkan susunya yang menggelantung dengan indah. Maka erangan Heni pun semakin menjadi-jadi karena ia mendapat kenikmatan dari dua arah. Memeknya yang aku kocok terus dengan kontolku dan susunya yang terus aku permainkan dengan tanganku. Heni pun menjerit dan mengerang dengan histeris, mulutnya meracau mengeluarkan kata-kata jorok yang semakin merangsang diriku. “Maaaaaasssss ……….. jangan lepaskan kontolmu dari memekku, puaskanlah memekku dengan kontolmuuuuuuuu ……….. aku baru merasakan kenikmatan yang seperti ini, kontoooooolllllllll …………. Aaaaawwwww ………. Maaassssss, aku ingin agar kontolmu terus berada di dalam memekku ……. Aaaaaaaahhhhhhhhh ……….. sssssshhhhhhhhhhhhhh ………… sssssshhhhhhhhhh …………..

Kucabut kontolku dari memek Heni karena aku sudah merasa agak lelah dengan posisi tersebut. Heni menyangka bahwa aku akan menyelesaikan eweanku terhadap dirinya, ia marah-marah dan meminta agar aku segera memasukkan lagi kontolku ke dalam memeknya, “Mas jangan dicabut dong kontolnya, Aku belum orgasme nih! Ayo masukkan lagi! Aaaaahhhhh ……….. Kontolmu Maaaaasssss ………”. Namun aku mempunyai rencana lain. Aku minta agar Heni berbaring telentang dengan kaki menekuk. Aku segera mengarahkan mukaku ke memeknya, mula-mula aku jilati bagian dalam pahanya, kemudian aku jilati memeknya dan aku hisap itilnya. Diperlakukan demikian kontan Heni menjerit karena ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu, dan memang ia tidak pernah diperlakukan demikian oleh suaminya. Suaminya sangat konvensional. “Aaaaaawwwwww ……………… Maaaaaassssss ………. Geliiiiiiiiiiii …….. tapi nikmaaaaaaatt ………. Terus Mas hisap itilkuuuuuuuu ………, jilat memekkkuuuu ……… agak ke bawah Masss, ya …….. ya …….. benar disitu Maaaaasssss, ………. Aaaaaaaawwwwwww ………. Maaaasssssss …….. mana kontolmu …. Kesinikan …….. aku ingin mengulumnya ……..” Maka aku pun berputar untuk menyodorkan kontolku ke melut Heni, dan kami pun mempraktekkan posisi 69. Kontolku dijilati oleh Heni, kadang-kadang dikenyotnya dalam-dalam. Aku pun mengerang sambil terus menghisap memek Heni yang sudah dipenuhi oleh lendir.

Ketika aku merasa bahwa aku akan mencapai orgasme aku pun mencabut kontolku dari mulut Heni dan segera memasukkannya ke dalam memeknya sambil terus digenjot. Nampaknya Heni pun sama akan mencapai orgasme, gerakan pantatnya semakin liar, desahannya semakin kerap. Dan ketika aku merasa ada yang mendesak di dalam kontolku aku pun menekankannya keras-keras ke dalam memek Heni sambil memeluk tubuhnya erat-erat, Heni pun demikian pula, ia memeluk tubuhku erat-erat sambil menahan tekanan kontolku. Maka kami pun mengalami orgasme secara bersamaan dan kami pun sama-sama mengeluarkan suara erangan yang panjang sebagai tanda bahwa kami berada pada puncak kepuasan. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh …………. Ssssssshhhhhhhhhhhh …………….. Maaaaaaaaaaasssssss ………….., Heeeeeeeeeennnnnnnn. Tubuh kami pun terkulai bermandikan keringat, Heni memeluk erat-erat tubuhku seolah-olah tidak mau lepas selamanya. Ia berbisik dengan manja sambil nafasnya terengah-engah, “Mas maaf yah atas kelakuanku terhadap Mas Ary tadi! Tadinya Heni kira ngewe itu dengan siapa pun rasanya sama saja, ternyata ngewe dengan Mas Ary itu beribu-ribu kali lebih nikmat dibandingkan dengan ngewe bersama suami Heni. Terus terang saja kadang-kadang Heni merasa bosan ngewe dengan suami Heni karena ia hanya mementingkan diri sendiri. Baru kali ini Heni mengalami yang namanya orgasme. Ah kontol Mas Ary sangat perkasa, aaaahhhhh ………. Kontooooooool……. Kamu ini kok nikmat sekali!”. Sambil berkata demikian ia mempermainkan kontolku sehingga kontolku tegang kembali.

Melihat kontolku sudah ngaceng kembali Heni merengek meminta ngewe kembali. “Mas, ngewe kembali yu? Tuh kan kontolnya sudah tegang kembali, Heni akan meladeni Mas Ary sampai kapan pun kontol Mas Ary sanggup menancap di dalam memek Heni! Ayo dong Mas!” Aku pura-pura tidak mau (padahal nafsu sih sudah sampai ke puncak ubun-ubun) “Enggak mau ah nanti suamimu keburu pulang, lagi pula Heni kan mau menyeterika, kita cari saja seterikaan itu”. “Enggak Mas, suamiku sedang pergi ke luar kota, baru besok ia pulang. Soal seterikaan sekarang sudah menjadi nomor ke berapa, jauh lebih penting kontolmu Mas dibanding dengan seterikaan. Menyeterika itu seringkali terasa membosankan tetapi ngewe denganmu rasanya aku tidak akan pernah bosan maaaaaasss ……. Cepet doooongngng ……… coba raba memekku Mas, sudah sangat basaaahhhh masssss, ayo doooooong ……., kontoooooollllll …….”, Heni menjawab, ia tetap merengek meminta agar aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya, namun aku diam saja seperti tidak mau. Karena aku tidak bereaksi maka Heni pun mengambil inisiatif, ia segera naik ke atas tubuhku, menciumi dadaku, menyodorkan susunya ke mulutku agar kuhisap, menyodorkan ketiaknya agar aku menjilatnya, dan menyodorkan memeknya ke mukaku, “Mas, jilat dong memekku, hisap itilnya sesukamu, aku inghin mendapat kenikmatan lagi, silahkan dong Maaasssss …..!”. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang menggairahkan ini, segera aku menjilati memeknya dan menghisap itilnya, kadang-kadang menggigitnya. Diperlakukan demikian Heni mendesah dan mengerang sambil pinggulnya tidak henti-hentinya menggelinjang, “Aaaahhhhh ……… Maaasssss ……… terus beri aku kenikmataaaaaan, aaaawwwww …….. jangan terlalu keras menggigitnya dooooong Mas, aaahhhhhhhh ………. Ssssshhhhhhh ……… ssssssshhhhhhh ……….. nikmaaaaaaat ……….”.

Tidak lama kemudian ia mengarahkan lubang memeknya ke arah kontolku yang memang sudah ngaceng dari tadi dan kontolku pun menyambutnya dan terus melakukan penetrasi sambil terus kunaikturunkan pantatku untuk mengimbangi goyangan pantat Heni. “Aaaaaaaaaaaahhhhhhhh ……….. ssssshhhhhhh ……..”, Heni pun menjerit karena merasa senang diperlakukan demikian, “aaaaaahhhhh …….. hmmmmmhhhhhh ………. Massssssss …….. terus tancapkan kontolmu ke dalam memekku ……… ssssshhhhhhhh ……. aku rela maaaasssss …….. Maaassss bulu kanjutmu menambah kenikmatan memekku maaaaasssss …….. aaaahhhhhhh ……. Kontoooollllll …….. Setelah berlangsung agak lama Heni meminta aku mencabut kontolku dan menusuknya dari belakang, “Maaaaasssss …….. cabut dulu kontolmuuuuuuuu …….. aku ingin ditusuk dari belakang aaaaahhhhhhhh ……… cepet maaasssss tusuk memekku dari belakaaaaaaang ……… Maaaaassssss …….. aaaaaaaahhhhh …….. sssshhhhhhhh …….. Maaassssss …….. Heni memang hebat, kini ia sangat agresif dan pandai merangsang serta memuaskan lawan mainnya. Ia langsung bisa mengimbangi permainanku dalam bersetubuh. Kami pun melakukan berbagai variasi dan posisi dalam bersetubuh, dan kami selalu mengalami orgasme secara bersamaan.

Sejak saat itu aku dan Heni sering melakukan persetubuhan, tergantung siapa yang lebih dulu menginginkan maka dialah yang menghampiri lebih dulu. Kadang-kadang Heni datang ke rumahku ketika istriku sedang tidak ada di rumah. Kadang-kadang aku yang datang ke rumahnya ketika suaminya sudah pergi. Tidak jarang ketika aku datang ke rumahnya Heni sedang mencuci pakaian di kamar mandi maka kami pun bersetubuh di kamar mandi, kadang-kadang kami bersetubuh di dapur kalau kebetulan ia sedang memasak, kadang-kadang pula kami melakukannya dengan berbasah-basah di lantai bila ia sedang mengepel. Dan setiap variasi persetubuhan yang kami lakukan selalu memberi sensasi baru kepada kami.

Heni semakin sering berkunjung ke rumahku, walaupun sedang ada istriku. Kalau ia berkunjung ke rumahku dan istriku sedang di kamar mandi atau sedang ke warung kami memanfaatkan waktu yang sebentar tersebut dengan seefektif mungkin untuk ngewe atau sekedar saling mempermainkan kemaluan kami masing-masing. Atau kalau kami berpapasan maka tangan Heni tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk menjawil kontolku dan aku pun selalu mencubit memeknya yang memang seolah-olah ia sodorkan untuk kucubit atau kujawil dan kuremas susunya.

Kini, setelah aku mempunyai lubang kenikmatan yang baru, yaitu memek Heni, aku pun tidak terlalu banyak menuntut kepada istriku, demikian juga Heni, ia tidak lagi suka meminta jatah kepada suaminya.

Ah Heniiiiiii …….. Heni, dulu kamu meronta-ronta, kini kamu meminta-minta ……..!

Adikku

Aku Linda, mahasiswi hukum Universitas Pajajaran. Semenjak dua tahun
yang lalu, saat diterima kuliah di Universitas Pajajaran, aku tinggal
di Bandung. Aku berasal dari Sukabumi, ayahku berasal dari Bandung,
sedangkan ibuku asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi. Cerita ini
menceritakan kisahku yang terjadi saat aku kelas 1 SMA di Sukabumi
yang terus berlanjut sampai aku kuliah sekarang.

Aku anak yang paling tua dari dua bersaudara. Aku mempunyai satu adik
laki-laki. Umurku berbeda 2 tahun dengan adik. Kami sangat dimanja
oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa
pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak
mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

Waktu kecil, aku sering mandi bersama bersama adikku, tetapi sejak
dia masuk SD, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu,
aku masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis seorang cowok.
Sejak saat itu, aku tidak pernah melihat lagi penis cowok. Sampai
suatu ketika, pada hari senin sore, aku sedang asyik telpon dengan
teman cewekku. Aku telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari
mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya
aku rasakan kandung kemihku penuh sekali. Aku kebelet pipis. Benar-
benar kebelet pipis, sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan
gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Aku berlari menuju ke
kamar mandi terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

"Hey..! Siapa di dalam..? Buka dong..! Udah nggak tahan..!" aku
berteriak sambil menggedor-gedor pintu.
"Akuu..! Tunggu sebentar..!" ternyata adikku yang di dalam. Terdengar
suaranya dari dalam.
"Nggak bisa nunggu..! Cepetan..!" kataku memaksa.
Gila, aku benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

"Kreekk..!" terbuka sedikit pintu kamar mandi, kepala adikku muncul
dari celahnya.
"Ada apa sih..?" katanya.
Tanpa menjawab pertanyaannya, aku langsung nyerobot ke dalam karena
sudah tidak tahan. Langsung aku jongkok, menaikkan rokku dan membuka
celana dalamku.
"Serrrr..." keluar air seni dari vaginaku.
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang
bulat.

"Wooiiyyy..! Sopan dikit napa..?" teriaknya sambil melotot tetap
berdiri di depanku.
"Sebentarrr..! Udah nggak kuat nih," kataku.
Sebenarnya aku tidak mau menurunkan pandangan mataku ke bawah. Tetapi
sialnya, turun juga. Kelihatan deh burungnya.
"Hihihihi..! Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede
dikitlah..." gumanku dalam hati.
Aku takut tertangkap basah melihat penisnya, cepat-cepat kunaikkan
lagi mataku melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat
ke mataku lagi. Sialan..! Dia lihat vaginaku yang lagi mekar sedang
pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vaginaku biar cepat
selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih
belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk.
Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan
kulupnya masih menutupi helm penisnya.

"Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air
kencing..!" aku bersungut dalam hati.
"Oooo..! Kayak gitu ya Teh..?" katanya sambil tetap melihat ke
vaginaku.
"Eh kurang ajar Lu ya..!" langsung saja aku berdiri mengambil gayung
dan kulemparkan ke kepalanya.
"Bletak..!" kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air
kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

"Ya... basah deh rok Teteh..." kataku melihat ke rok dan celana
dalamku.
"Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..!" katanya sambil
mengambil gayung dari tanganku.
"Mandi lagi ahh..!" lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram
badannya.
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
"Waduh.., sialan nih adik..!" sungutku dalam hati.
Waktu itu aku bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi aku jijik pake
rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka
celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah
salin, baru kukembalikan handuknya.

"Udah.., pake aja handuk Aku..!" kata adikku.
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan penisnya mengkerut
lagi.
"Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..!" batinku.
Aku lalu membuka celana dalamku yang warnanya merah muda, lalu rokku.
Kelihatan lagi deh vaginaku. Aku takut adikku melihatku dalam keadan
seperti itu. Jadi kulihat adikku. Eh sialan, dia memang memperhatikan
aku yang tanpa celana.

"Teh..! Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? Hehehe..!" katanya
sambil nyengir.
Sialan, dia menghina vaginaku, "Iya..!" kataku sewot. "Daripada culun
kayak punya Kamu..!" kataku sambil memukul bahu adikku.
Eh tiba-tiba dia berkelit, "Eitt..!" katanya.
Karena aku memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya aku terpeleset.
Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
"Iiihhh.., rasanya geli banget..!" cepat-cepat kutarik tubuhku sambil
bersungut, "Huh..! Elo sih..!"

"Teh.. kata Teteh tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..?"
katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk,
makin tegak ke arah depan.
"Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..?" kataku mengejek dia.
Padahal aku kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin
juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng aku tanya, "Gedein
lagi bisa nggak..?" kataku sambil mencibir.
"Bisa..! Tapi Teteh harus bantu dikit dong..!" katanya lagi.
"Megangin ya..? Wekss.., ya nggak mau lah..!" cibirku.
"Bukan..! Teteh taruh ludah aja di atas tititku..!" jawabnya.

Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba
ikuti perkataan dia.
"Gitu doang kan..? Mau Teteh ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Teteh
pengen ngeludahin Kamu""Asyiiikkk..!" katanya.
Sialan nih adikku, aku dikerjain. Kudekatkan kepalaku ke arah
penisnya, lalu aku mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga aku
membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya
naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin besar, jadi
kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. Asyiik banget
melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama
kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan
mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu
itu. Aku benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul. Seperti
penyanyi utama yang baru muncul di atas panggung setelah ditunggu
oleh fans-nya.

Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis
adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih
merah. Aku jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
"Hehe..." dia ke arahku. "Masih culun nggak..?" katanya
lagi. "Hehe..! Macho kan..!" katanya tetap tersenyum.
Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun aku
terangsang, tentu saja aku tepis tangan itu.

"Apaan sih Elo..!" kubuang tangannya ke kanan.
"Teh..! Please Tehhh.. Pegang aja Teh... Nggak akan diapa-apain...
Aku pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja Teh.."
kata adikku, kembali tangannya mendekati selangkanganku.
Waduuhh.. sebenarnya aku mau jaga image, masa mau sih sama adik
sendiri, tapi aku juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh
cowok di vagina.
"Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..!"
akhirnya aku mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

Tangan adikku lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh
tangannya. Ihh geli sekali... Aku lihat penisnya sudah keras sekali,
kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. Uuppss...
Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vaginaku. Geli sekali
rasanya saat bibir vaginaku tersentuh telapak tangannya. Geli-geli
nikmat di syaraf vaginaku. Aku jadi semakin terangsang sehingga tanpa
dapat ditahan, vaginaku mengeluarkan cairan.
"Hihihi.. Teteh terangsang ya..?"
"Enak aja... sama Kamu mah mana bisa terangsang..!" jawabku sambil
merapatkan selangkanganku agar cairannya tidak semakin keluar.
"Ini basah banget apaan Teh..?"
"Itu sisa air kencing Teteh tahuuu..!" kataku berbohong padanya.
"Teh... memek tu anget, empuk dan basah ya..?"
"Tau ah... Udah belum..?" aku berlagak sepertinya aku menginginkan
situasi itu berhenti, padahal sebenarnya aku ingin tangan itu tetap
berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir
vaginaku.

"Teh... gesek-gesek dikit ya..?" pintanya.
"Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..!" aku pura-pura tidak mau.
"Dikit aja Teh... Please..!"
"Terserah Kamu aja deh..!" aku mengiyakan dengan nada malas-malasan,
padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih...
Tangan adikku lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vaginaku
terbawa juga ke dalam.
Ouughh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari bibirku. Rasanya
nikmat sekali. Otot di dalam vaginaku mulai terasa berdenyut. Lalu
tangannya ditarik lagi, bibir vaginaku ikut tertarik lagi.
"Ouughh..!" akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat
di vaginaku.
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh,
aku bertumpu pada bahu adikku.

"Enak ya Tehh..?"
"Heeh..," jawabku sambil memejamkan mata.
Tangan adikku lalu mulai maju dan mundur, kadang klitorisku tersentuh
oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa,
badan ini akan tersentak ke depan.
"Tehh..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!"
"Kamu mau diapain..?" jawabku lalu membuka mata dan melihat ke
arahnya.
"Ya pegang-pegangin juga..!" katanya sambil tangan satunya lalu
menuntun tanganku ke arah penisnya.
Kupikir egois juga jika aku tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan
tangannya menuntun tanganku. Terasa hangat penisnya di genggaman
tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun
di penisnya, dengan mudah aku bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok
penisnya.

Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku
sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling
memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
Tiba-tiba dia berkata, "Teh..! Titit Adek sama memek Teteh digesekin
aja yah..!"
"Heeh" aku langsung mengiyakan karena aku sudah tidak tahan menahan
rangsangan di dalam tubuh.
Lalu dia melepas tangannya dari vaginaku, memajukan badannya dan
memasukkan penisnya di antara selangkanganku. Terasa hangatnya batang
penisnya di bibir vaginaku. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya
untuk menggesekkan penisnya dengan vaginaku.

"Ouughhh..!" aku kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
"Dek... masukin aja..! Teteh udah nggak tahan..!" aku benar-benar
sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Aku
akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam vaginaku.
"Iya Teh..!"
Lalu dia menaikkan satu pahaku, dilingkarkan ke pinggangnya, dan
tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke vaginaku.

Aku terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku.
Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang
kurasa. Akhirnya aku hanya bisa menggigit bibirku untuk menahan rasa
nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian
aku mengalami orgasme. Vaginaku rasanya seperti tersedot-sedot dan
seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
"Ouuggggkkk..!" aku tidak kuat untuk tidak berteriak.
Kulihat adikku masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat
tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku
terdorong sampai ke tembok.
"Ouughhh..!" katanya.
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vaginaku. Lalu badannya
tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di
dalam vaginaku.

Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh
mengisi vaginaku. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami
berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami
saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas susuku dan
memilin putingnya.
"Teh..! Teteh nungging, terus pegang bibir bathtub itu..!" tiba-tiba
dia berkata.
"Wahh..! Gila Lu ya..!"
"Udah.., ikutin aja..!" katanya lagi.
Aku pun mengikuti petunjuknya. Aku berpegangan pada bathtub dan
menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar
dengan pantatku. Aku tahu adikku bisa melihat dengan jelas vaginaku
dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam
vaginaku dari belakang.

"Akkkhh..! Gila..!" aku menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga
vaginaku.
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih
kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas
payudaraku. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10
menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Aku rasakan lagi
tembakan sperma hangat membasahi rongga vaginaku. Kami lalu berciuman
lagi untuk waktu yang cukup lama.

Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di
kamarku ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-
minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap
malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan
sampai 4 kali. Biasanya aku membiarkan pintu kamarku tidak terkunci,
lalu sekitar jam 2 malam, adikku akan datang dan menguncinya. Lalu
kami bersetubuh sampai kelelahan.

Kini setelah aku di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada
kesempatan. Kalau bukan aku yang ke Sukabumi, maka dia yang akan
datang ke Bandung untuk menyetor spermanya ke vaginaku. Saat ini aku
mulai berani menghisap sperma yang dikeluarkan oleh adikku.